dc.description.abstract | Ternyata wacana tidak hanya merupakan hirarki gramatikal sebagai satuan gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (berupa novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata, yang membawa amanat yang penuh (Kridalaksana,1982:179) tetapi juga di dalam wacana pembaca didorong untuk berpikir sekali lagi tentang sifat-sifat dasar dari pengetahuan yang kompleks serta fenomena-fenomena sosial. (Brown & Yule,1986:271) Berbicara tentang wacana berarti berbicara tentang penggunaan bahasa . Penggunaan bahasa dalam hal ini tidak berarti penggunaan bentuk-bentuk bahasa begitu saja, tetapi Juga menyangkut fungsi bentuk-bentuk itu dalam hubungannya dengan manusia sebagai penggunanya. Pendekatan fungsional terhadap bahasa telah banyak dilakukan. Kita dapat membaca perbedaan fungsi representatif/ekspressif dari Buhler (1934), referensial/emotif dari Jacobson (1960), ideasional/interpersonal dari Halliday (1970), deskriptif/sosial-ekspressif dari Lyons (1977), fungsi transaksional / interaksional dari Brown & Yule (1986).
Menurut Brown & Yule (1986:1) fungsi transaksional bahasa menyangkut penyampaian isi (content) sedangkan funsi interaksional meliputi ekspressi hubungan sosial dan sikap pribadi penutur dan pendengar. Kedua fungsi ini bila dipandang dari sudut produksi dapat berupa bahasa lisan atau berupa Bahasa tulis yang keduanya diwujudkan dalam bentuk teks. | en_US |