Hubungan Tingkat Sindrom Depresif dengan Karakteristik Demografik, Lama Tahanan dan Jenis Tindak Pidana pada Tahanan Polresta Medan
View/ Open
Date
2015Author
Affandi, Muhammad
Advisor(s)
Parinduri, Harun Taher
Husada, M Surya
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang: Penahanan merupakan salah satu masalah yang belum mendapat
perhatian serius dalam perjalanan reformasi sistem peradilan pidana di Indonesia.
Kehilangan kemerdekaan bagi seseorang dapat menyebabkan timbulnya penurunan
martabat serta harga diri sehingga muncul stres pada individu tersebut. Selain itu,
perubahan yang terjadi dalam kehidupan seorang tahanan yang penuh dengan tekanan
dan rasa kehilangan tersebut dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya depresi.
Tujuan: Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peneliti tertarik melakukan studi ini
dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat Hubungan tingkat sindrom
depresif dengan karakteristik demografik, lama tahanan dan jenis tindak pidana pada
tahanan Polresta Medan
Metode: Penelitian ini adalah studi analitik dengan pendekatan cross sectional study
terhadap 80 orang tahanan di rumah tahanan Polresta Medan periode Maret 2015.
Kriteria inklusi adalah tahanan Polresta Medan, berusia antara 18-60 tahun, Pendidikan
minimal SMP dan bersedia ikut dalam studi. Kriteria eksklusi adalah memiliki riwayat
gangguan psikiatri sebelumnya seperti ansietas, depresi, dll, bukan tahanan satuan
narkoba dan kondisi medis umum yang buruk. lnstrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Beck Depression Inventory - II ( BDl-11), selanjutnya data dianalisa
dengan menggunakan teknik statistik Chi Square.
Hasil Penelitian: Tingkat sindrom depresif terbanyak adalah ringan (43,75%), tingkat
sindrom depresif berat pada usia 51-60 tahun (60,0%) dan ringan pada usia 31-40
tahun (51,6%), tingkat sindrom depresif berat pada jenis kelamin perempuan (48,0%)
dan ringan pada jenis kelamin laki-laki (56,4%), tingkat sindrom depresif berat pada
status perkawinan kawin (34,3%) dan ringan pada status perkawinan tidak kawin
(55,6%), tingkat sindrom depresif berat pada status bekerja (27,3%) dan ringan pada
status tidak bekerja (44,0%), tingkat sindrom depresif berat pada tingkat pendidikan PT
(29,2%) dan ringan pada tingkat pendidikan SMP (48,6%), tingkat sindrom depresif
berat pada lama tahanan >3 bulan (25,8%) dan ringan pada lama tahanan <3 bulan
(46,9%), tingkat sindrom depresif berat pada jenis tindak pidana asusila (29,2%) dan
ringan pada jenis tindak pidana pembunuhan / penganiayaan (48,6%).
Kesimpulan : Dijumpai hubungan bermakna pada tingkat sindrom depresif dengan
jenis kelamin (p=0.001) dan status perkawinan (p=0.047)
Collections
- Master Theses [159]