Analisis Arsen pada Berbagai Jenis Beras yang Beredar di Kota Medan dengan Spektrofotometri Serapan Atom

Abstract

Arsen adalah salah satu logam yang ditemukan di alam dan dapat menyebabkan toksisitas dan karsinogenik pada konsentrasi rendah. Telah banyak penelitian yang menunjukkan tingginya kadar arsen pada beras dan hal ini sangat mengkhawatirkan khususnya di Indonesia, mengingat asupan beras yang tinggi dan arsen dapat menyebabkan kanker paru-paru, kulit dan kanker kandung kemih.Beras merupakan makanan pokok di Indonesia, dengan konsumsi beras terbesar kedua didunia sebesar 200 – 350 g/hari/orang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar arsen pada berbagai jenis beras yang beredar di kota Medan dengan menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Sampel beras berasal dari 4 Pasar Tradisional yaitu Pasar Sore Padang Bulan, Pasar Simpang Limun, Pasar Sei Sikambing, Pasar Besar Berastagi dan 2 Pasar Swalayan yaitu Swalayan Berastagi dan Swalayan Carrefour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar arsen dalam beras yang beredar di Kota Medan melebihi kadar arsen yang ditetapkan WHO 0,3 mg/kg. Kadar arsen tertinggi 3,71 mg/kg terdapat pada beras merah; 3,40 mg/kg kadar arsen pada beras coklat; 0,33 mg/kg pada beras putih dan 0,13 mg/kg kadar arsen pada beras hitam. Hasil perhitungan keamanan arsen dalam beras berdasarkan asupan harian (Daily Intake) menunjukkan bahwa nilai ECR (Excess Cancer Risk) melebihi standar keamanan yang ditetapkan WHO yaitu <1 x 10-5. Nilai ini menunjukkan bahwa kadar arsen pada beras yang beredar di Kota Medan dapat meningkatkan resiko kanker.

Arsenic is one of the most toxic metals found in nature and it can cause toxicity and carcinogenicity, even at low concentrations.There have been many studies showing high levels of arsenic in rice and this is particularly worrying in Indonesia, given the high intake of rice and arsenic that can cause lung, skin and bladder cancer.Rice is the staple food in Indonesia, with the second largest rice consumption in the world of 200- 350 g / day / person.This study aims to determine the level of arsenic in various types of rice circulating in the city of Medan by using Atomic Absorption Spectrophotometric Method. The sample of rice comes from 4 traditional markets namely Padang Bulan Sore Market, Simpang Limun Market, Sei Sikambing Market, Berastagi Large Market and 2 Supermarkets, Supermarkets Berastagi and Supermarkets Carrefour. The results showed that arsenic levels in rice circulating in Medan City exceeded the arsenic level determined by WHO 0.3 mg / kg. The highest arsenic level of 3.71 mg / kg is found in brown rice; 3.40 mg / kg of arsenic in brown rice; 0.33 mg / kg in white rice and 0.13 mg / kg of arsenic in black rice. The result of arsenic safety calculation in rice based on daily intake indicates that ECR (Excess Cancer Risk) value exceeds WHO standard security that is <1 x 10-5. This value indicates that arsenic levels in rice circulating in Medan City can cause cancer risk.