Show simple item record

dc.contributor.advisorRauf, Abdul
dc.contributor.advisorDamanik, Revandy
dc.contributor.authorSiregar, James
dc.date.accessioned2023-03-07T04:14:02Z
dc.date.available2023-03-07T04:14:02Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/82459
dc.description.abstractKawasan Taman Nasional Gunung Leuser dikelilingi oleh kawasan penyangga yang mempunyai peran penting. Pengelolaan lahan dengan agoforestry dan pertanian dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat sekitar TNGL. Bahan organik dari sistem agroforestry dapat dihasilkan dari sisa tanaman atau didatangkan dari luar ladang. Bahan organik ini dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air. Kehilangan air tanah yang ada tanamannya terjadi melalui evaporasi dan transpirasi, sedangkan tanah yang terbuka hanya terjadi melalui evaporasi saja, dengan demikian tanah yang ditumbuhi tanaman mempunyai kapasitas infiltrasi yang besar. Untuk melihat pengaruh penggunaan lahan dan pengaruh kemiringan lapangan terhadap laju infiltrasi dapat dilakukan dengan metode double ring infiltrometer. Pengukuran laju infltrasi dilakukan pada menit ke-15, 30, 45 dan 60 dengan tiga kali ulangan. Hasil pengamatan dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakukan digunakan uji jarak Duncan. Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh bahwa hutan alami dan penggunaan lahan dengan tipe agrosilvicultural serta agrosilvopastural berpengaruh sangat nyata terhadap laju infiltrasi. Berdasarkan uji Jarak Duncan, laju infiltrasi pada tipe agrosilvicultural dan agrosilvopastural tidak berbeda tetapi laju infiltrasi pada kedua tipe ini berbeda sangat nyata dengan hutan alami. Hal ini disebabkan oleh penutupan tajuk yang lebih tinggi pada hutan alami daripada tipe agrosilvicultural dan agrosilvopastural. Selain itu pengelolaan tanah yang dilakukan secara terns menerus pada lahan agrosilvicultural dan agrosilvopastural untuk persiapan penanaman akan dapat merusak struktur tanah sehingga akan meningkatkan erosi tanah dan menghambat laju infiltrasi. Laju infiltrasi pada kemiringan lapangan yang curam lebih tinggi dari kemiringan lereng yang datar, pada kemiringan lereng yang curam pergerakan air dapat terjadi secara vertikal dan lateral sedangkan pada kemiringan lereng yang datar pergerakan air didominasi oleh pergerakan vertikal saja.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAgroforestryen_US
dc.subjectagrosylviculturalen_US
dc.subjectinfiltrationen_US
dc.subjectsurging classen_US
dc.titleKajian Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuseren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM001202012
dc.identifier.nidnNIDN0017095908
dc.identifier.nidnNIDN0019116804
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54251#Kehutanan
dc.description.pages51 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record