Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Harmein
dc.contributor.advisorAnizar
dc.contributor.authorMeliala, Rilpani Orien
dc.date.accessioned2023-03-15T05:10:43Z
dc.date.available2023-03-15T05:10:43Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83012
dc.description.abstractIluminasi merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan sebuah ruangan. Akses iluminasi yang baik akan membuat ruangan berfungsi maksimal dan memungkinkan manusia melihat obyek secara jelas tanpa menimbulkan kesalahan. Salah satu permasalahan yang muncul dalam ruang baca adalah permasalahan akan pencahayaan saat membaca, menulis dan menggunakan laptop. Cahaya yang berlebihan mencapai mata (discomfort glare) menyebabkan rasa ketidaknyamanan pada mata, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Discomfort glare sering dalami oleh pengguna ruang baca yang melakukan aktivitas menghadap ke jendela. Discomfort glare juga diakibatkan oleh lampu atau cahaya dengan terang yang berlebihan dan pantulan dari terang suatu dinding. Penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat iluminasi ruang baca layanan dewasa A dan layanan dewasa B di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Baperasda) Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Iluminasi ruangan sangat berlebihan dengan penerangan dari 20 unit lampu yang masing-masing memiliki daya 36 watt dengan pemakaian lampu jenis TL. Pada ruang baca layanan dewasa A sinar matahari masuk ke dalam ruangan melalui jendela kaca yang terdapat pada bagian utara dengan jumlah 20 buah dan pada bagian timur dan barat dengan jumlah masing-masing 10 buah, masing-masing jendela tidak menggunakan tirai. Pada ruang baca layanan dewasa B sinar matahari masuk ke dalam ruangan melalui jendela kaca yang terdapat pada bagian timur dan barat dengan jumlah masing-masing 10 buah, dan pada bagian selatan dengan jumlah 20 buah, masingmasing jendela tidak menggunakan tirai. Pencahayaan alam dan buatan memberikan tingkat iluminasi yang berlebihan dan menyebabkan gangguan visual yang mempengaruhi penglihatan. Ketidaknyamanan sering dirasakan oleh pengguna ruang baca akibat iluminasi berlebihan yang berasal dari pantulan jendela kaca dan penggunaan pencahayaan buatan. Pada penelitian dilakukan pengukuran tingkat iluminasi dengan menentukan titik pengukuran berdasarkan SNI 16-7062-2004 sehingga diperoleh 4 titik pengukuran. Hasil tingkat iluminasi rata-rata ruang baca layanan dewasa A adalah sebesar 365.69 lux, sedangan pada ruang baca layanan dewasa B adalah sebesar 383.15 lux. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencahayaan ruangan melebihi tingkat pencahayaan ideal untuk ruang baca perpustakaan yaitu sebesar 300 lux sesuai SNI 03-6197-2000. Alternatif yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan iluminasi pada ruang baca di Baperasda Provinsi Sumut adalah dengan cara penggunaan lampu hemat energi jenis Master PL-L 4P 80 w dengan jumlah 14 buah. Pemilihan lampu jenis Master PL-L 4P 80 w dikarenakan konsumsi daya listrik lampu lebih kecil, penyebaran cahaya merata ke seluruh ruangan dan faktor cos yang tinggi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectiluminasien_US
dc.subjectglareen_US
dc.subjectdiscomfort glareen_US
dc.subjectpencahayaan alamen_US
dc.subjectpencahayaan buatanen_US
dc.subjectlampu hemat energien_US
dc.titleRancangan Iluminasi pada Ruang Baca di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara (Baperasda)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080403182
dc.identifier.nidnNIDN0025055202
dc.identifier.nidnNIDN0002106802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages107 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record