Show simple item record

dc.contributor.advisorNapitupulu, Humala Lodewijk
dc.contributor.advisorSinaga, Tuti Sarma
dc.contributor.authorBrahmana, Anita F
dc.date.accessioned2023-03-20T03:42:30Z
dc.date.available2023-03-20T03:42:30Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83194
dc.description.abstractPT. Morawa Electric Transbuana adalah salah satu perusahaan Make To Order yang bergerak dalam bidang produksi transformator yaitu piranti listrik yang berfungsi untuk memindahkan arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya. Produk yang paling banyak dipesan oleh konsumen adalah trafo tiga phasa, dengan daya pengenal 25 KVA, 50 KVA, 100 KVA, 160 KVA, dan 200 KVA. Pada proses produksi trafo yang berlangsung pada perusahaan menunjukkan adanya aktivitas yang tidak memberi nilai tambah antara lain waktu menunggu antar proses dimana ada pekerja yang menunggu kedatangan proses, mesin menunggu kedatangan meterial atau material menunggu untuk diproses. Selain itu juga terjadi pemborosan berupa produk work in process yang tidak sesuai spesifikasi yang akan dikerjakan kembali (rework). Penerapan konsep lean manufacturing dapat membantu mengidentifikasi waste yang terjadi selama proses produksi berlangsung dan mereduksi waste yang terjadi. Tool yang digunakan dalam mengidentifikasi waste yang ada adalah value stream mapping dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengatasi produk work in process yang tidak sesuai spesifikasi. VSM akan memetakan nilai selama proses produksi untuk setiap aktivitas yang terjadi yang digambarkan pada current state map dimana production process time untuk waktu sekarang diperoleh sehingga dapat diketahui aktivitas mana yang dapat memberikan nilai tambah dan yang tidak memberikan nilai tambah. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode) dengan skala prioritas. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap current state map. Usulan perbaikan untuk pembuatan future state map kemudian diberikan dengan penerapan FMEA. Dengan dilakukannya perbaikan, diperoleh pengurangan production lead time sebanyak 90 menit, yaitu dari 6127,51 menit menjadi 6037,51 menit. Dari FMEA diketahui nilai RPN tertinggi adalah kesalahan jumlah lilitan dengan nilai 270. Tindakan yang diambil adalah pengembangan mesin pemanggangan sehingga kapasitas pemanggangan dalam satu siklus berjumlah 15 buah dan penggunaan counter digital pada mesin coil winding.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectLean manufacturingen_US
dc.subjectwaste reductionen_US
dc.subjectwork in processen_US
dc.subjectValue Stream Mappingen_US
dc.subjectFMEAen_US
dc.titleUsulan Perbaikan Proses dengan Pendekatan Lean Manufacturing dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) pada PT Morawa Electric Transbuanaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070403062
dc.identifier.nidnNIDN0019055401
dc.identifier.nidnNIDN0011087103
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages222 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record