Show simple item record

dc.contributor.advisorMatondang, Abdul Rahim
dc.contributor.advisorHuda, Listiani Nurul
dc.contributor.authorPardede, Deasy M
dc.date.accessioned2023-03-20T03:55:11Z
dc.date.available2023-03-20T03:55:11Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83195
dc.description.abstractAbstrak : Kursi merupakan salah satu fasilitas kerja yang sangat penting untuk karyawan yang bekerja duduk, terkhusus untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Kursi yang digunakan harus ergonomis. Salah satu dampak kursi yang tidak ergonomis adalah dapat menciptakan postur kerja yang berisiko dan berdampak pada tulang belakang. Jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan musculoskeletal disorders yang merugikan baik karyawan maupun perusahaan. Kerugian yang dirasakan perusahaan dapat berbentuk naiknya anggaran yang harus dikeluarkan untuk mengolah kembali anti nyamuk cacat dan biaya pengobatan terhadap musculoskeletal disorders karyawan. Kondisi kursi yang tidak ergonomis ditemui di PT. SC Johnson Manufacturing Medan (PT. SCJMM) yang bergerak di bidang produksi anti nyamuk bakar. Perusahaan ini memiliki salah satu stasiun kerja yaitu stamping. Salah satu kegiatan yang dilakukan di bagian ini adalah menginspeksi anti nyamuk cacat yang ditanggungjawabi oleh karyawan penyortir. Penyortir menggunakan kursi ketika menginspeksi. Kursi tersebut tidak ergonomis ditinjau dari dimensi tinggi kursi terhadap areal kerjanya dan ada tidaknya backrest. Dengan demikian, perlu dilakukan desain ulang terhadap kursi untuk meminimalisir risiko akibat ketidakergonomisan kursi. Standar nordic quitionaire (SNQ) yang digunakan sebagai tools awal identifikasi masalah menunjukkan bahwa karyawan merasakan sakit pada beberapa bagian tubuh seperti pinggang, bokong dan pantat. Pendekatan antropometri digunakan untuk mendesain ulang kursi penyortir. Sebelum desain ulang, dilakukan analisis terhadap kuisioner SNQ, dimensi kursi aktual dan postur kerja aktual karyawan. Kursi hasil desain ulang memiliki dimensi tinggi kursi yang adjustable dan backrest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa postur kerja aktual memiliki level 6 yang mengindikasikan perlu perbaikan terhadap kursi sebelum mengakibatkan musculoskeletal disorders pada karyawan. Postur kerja karyawan dengan menggunakan kursi hasil desain ulang disimulasikan dan mendapatkan level 3. Artinya, terjadi pengurangan risiko terhadap karyawan sebagai akibat desain ulang terhadap kursi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectkursi tidak ergonomisen_US
dc.subjectSNQen_US
dc.subjectpostur kerjaen_US
dc.subjectantropometrien_US
dc.subjectanalisis ergonomien_US
dc.titleAnalisis Ergonomi Desain Ulang Kursi Kerja Karyawan Bagian Stamping di PT. SC Johnson Manufacturing Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080403089
dc.identifier.nidnNIDN0015085202
dc.identifier.nidnNIDN0002046903
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages133 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record