dc.description.abstract | CV. Mitra Lestari Plastik merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang pengolahan biji plastik. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pelita
II No. 22 (Kawasan Industri Medan Star) Medan Tanjung Morawa. Kondisi
Pencahayaan dalam ruang penyortiran dapat mempengaruhi kenyamanan dari
pekerja yang bekerja. Salah satu faktor permasalahan yang menganggu
kenyamanan kerja tenaga kerja dibagian penyortiran perusahaan ialah
permasalahan mengenai penerangan/pencahayaan yang kurang. Tingkat
pencahayaan yang rendah dapat menyebabkan tenaga kerja sulit untuk melakukan
penyortiran.
Rumusan masalah di perusahaan ini adalah adanya kesalahan penyortiran
plastik akibat kelelahan mata dari intensitas penerangan yang kurang. Tujuan dari
penelitian perancangan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas
penerangan dengan kelelahan mata karyawan untuk mengurangi kemasan plastik
yang tidak memenuhi kualifikasi pada bagian penyortiran di CV. Mitra Lestari
Plastik. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi terjadinya kelelahan mata selama penyortiran. Faktor yang dipilih
adalah faktor intensitas penerangan (150, 200, 250 dan 300 lux),faktor interval
rotasi kerja (20 dan 30 menit) dan faktor shift kerja (shift 1, 2 dan 3).
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah dari alat Flicker Fusion
Frequency Test dan data kemasan plastik yang memenuhi dan tidak memenuhi
kualifikasi untuk setiap eksperimen. Data yang digunakan diuji dengan pengujian
kenormalan (Kolmogorof-Smirnov), kemudian diuji dengan uji Bartlett untuk
keseragaman data. Metode analisa variansi yang digunakan dalam penelitian
adalah metode ANAVA dan perancangan penelitian dengan eksperimen faktorial
model campuran. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode analisa variansi,
didapatkan bahwa ketiga faktor berpengaruh terhadap nilai Flicker Fusion
Frequency. Hasil perhitungan korelasi antara nilai Flicker Fusion Frequency dan
kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi didapatkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,523.
Nilai ini menunjukkan hubungan yang agak rendah antara nilai Flicker Fusion
Frequency dan kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi.
Pada intensitas penerangan 250 lux dengan rotasi kerja 20 didapatkan
persentase kesalahan sebesar 13,043%, sedangkan intensitas penerangan 150 lux
dengan rotasi kerja 30 didapatkan persentase kesalahan sebesar 39,286%. Hal ini
berarti dapat meningkatkan produktivitas pada CV. Mitra Lestari Plastik dengan
penggunaan intensitas penerangan sebesar 250 lux.
Dari penelitian yang dilaksanakan maka saran yang dapat diberikan adalah
perusahaan melakukan perbaikan intensitas penerangan dengan penambahan
lampu, memilih rotasi kerja 20 menit dan melakukan penyusunannya jadwal
perputaran shift kerja bagi tenaga kerja. | en_US |