Show simple item record

dc.contributor.authorPrawiro, Yoko Henrio
dc.date.accessioned2023-03-21T15:34:11Z
dc.date.available2023-03-21T15:34:11Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83337
dc.description.abstractPerusahaan yang mengolah biji kopi, terutama dengan konsumen yang berasal dari luar negeri, perlu memperhatikan spesifikasi dari biji kopi hasil olahan yang akan diekspor. Pembeli dari luar negeri menginginkan biji kopi dengan mutu yang baik dan konsisten dari waktu ke waktu. Banyaknya produsen biji kopi lokal menyebabkan tingkat persaingan menjadi tinggi sehingga untuk mempertahankan permintaan produk, produsen harus senantiasa menjaga spesifikasi biji kopi yang akan diekspor. Kualitas biji kopi ditentukan oleh beberapa hal. Pertama, biji kopi yang berukuran lebih besar dianggap lebih berkualitas. Kedua, biji kopi yang berbentuk utuh atau memiliki karakteristik tertentu dianggap memiliki kualitas yang lebih baik. Ketiga, biji kopi yang memiliki kadar air yang tepat dianggap lebih berkualitas. Kadar air sangat mempengaruhi kondisi biji kopi. Apabila memiliki kadar air yang tinggi, biji kopi akan mudah ditumbuhi jamur dan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga akan mempengaruhi rasa dan aroma dan juga dianggap tidak layak dikonsumsi. Apabila memiliki kadar air yang terlalu rendah, biji kopi akan bersifat keras sehingga menjadi mudah retak atau pecah dan kehilangan rasa dan aroma. PT. Pawani belum memiliki pengaturan yang baku untuk kondisi pengeringannya. Maka untuk memenuhi spesifikasi mutu biji kopi, penelitian dilakukan pada proses pengeringannya agar dapat memberikan kadar air yang sesuai, yaitu antara 10% - 12%. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2k dan central composite. Faktor faktor yang diteliti yaitu lama pengeringan, tinggi tumpukan, dan frekuensi pengadukan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu lama pengeringan sebesar 2 jam 18 menit, tinggi tumpukan sebesar 4,6 cm, dan frekuensi pengadukan sebesar 8 menit sekali. Berdasarkan perhitungan dengan model orde kedua, setting tersebut diperkirakan akan memberikan kadar air rata-rata sebesar 12,3%, dibandingkan dengan kadar air rata-rata yang diperoleh dengan setting awal, yaitu sebesar 13,6%. Pengolahan data selain dengan cara manual juga dibantu dengan perangkat lunak statistik Minitab. Penggunaan perangkat lunak statistik tersebut membantu peneliti dalam mencocokkan hasil yang diperoleh dari cara manual dan mengantisipasi adanya kesalahan perhitungan manual.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectBiji Kopien_US
dc.subjectDesain Faktorialen_US
dc.subjectCentral Composite Designen_US
dc.subjectResponse Surfaceen_US
dc.subjectMinitaben_US
dc.titlePenentuan Kondisi Pengeringan Optimal untuk Memenuhi Spesifikasi Mutu Biji Kopi di PT. Pawanien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM060403038
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages103 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record