Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Mangara Mangapul
dc.contributor.advisorNazlina
dc.contributor.authorHutagalung, Febrin Dina
dc.date.accessioned2023-03-27T03:33:52Z
dc.date.available2023-03-27T03:33:52Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83442
dc.description.abstractUD. Pusaka Bakti merupakan Industri kecil menengah yang pertama kalinya yang memproduksi keset kaki dari sabut kelapa yang beralamat di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang – Lubuk Pakam No.36 sejak tahun 1971. Proses produksi pada industri UD. Pusaka Bakti sebagian besar dilakukan secara manual dengan fasilitas kerja yang masih manual. Pada proses penjalinan dilakukan secara manual yaitu kaki operator pada kegitan penjalinan ditekuk dengan posisi duduk yang tidak alamiah karena fasilitas dudukan yang terlalu rendah. Pada aktivitas pemotongan tali babat, operator memotong dengan postur kerja yang membungkuk dan bertumpu pada satu kaki yaitu kaki sebelah kiri dan kaki sebelah kanan menahan tali babat sewaktu melakukan pemotongan tali babat di atas meja pemotongan dan pada kegiatan memangkas permukaan anyaman, operator melakukannya dengan posisi berdiri, punggung yang membungkuk, tangan kanan memegang alat pemotong, tangan kiri menahan pemotong dan melakukan penekanan pada permukaan anyaman sambil melangkah ke belakang. Hal ini menunjukkan adanya sikap kerja yang tidak ergonomis. Sikap kerja yang tidak ergonomis ini dibuktikan dengan hasil pengolahan Standard Nordic Questionnaire (SNQ) yang mengidentifikasi terjadi keluhan muskuloskeletal mulai dari tingkat sangat sakit hingga agak sakit pada anggota tubuh tertentu pada operator penjalinan. Perbaikan metode kerja baru berdasarkan tata letak komponen dan perancangan fasilitas yang baru akan dapat mengurangi keluhan dan waktu proses pengerjaan. Hasil penilaian postur kerja dengan Quick Exposure Check (QEC) menunjukkan bahwa terdapat beberapa elemen kerja dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Peta pekerja dan mesin menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakn penjalinan sebuah keset kaki selama 1429 detik pada kondisi aktual. Persentase aktivitas produktif operator adalah 100% sedangkan meja penjalinan 74,877 %. Perbaikan metode kerja usulan ada beberapa kegiatan yang berada pada level aman dan diperlukan perbaikan dalam waktu ke depan. Berdasarkan peta pekerja dan mesin pada fasilitas kerja usulan waktu yang diperlukan untuk menjalin sebuah keset kaki selama 1388 detik. Hal ini menunjukkan terjadinya pengurangan waktu sebesar 41 detik atau penurunan sebesar 4,5 %. Metode kerja usulan juga menunjukkan adanya penurunan keluhan memotong tali babat dari persentase skor 45 % menjadi 40 %, melilitkan Lusi pada Meja Penjalinan dari persentase skor 41% menjadi 40%., menjalin dari persentase skor 49 % menjadi 47 %, mengisi babat dari persentase skor 48 % menjadi 47 %, memangkas permukaan anyaman dari persentase skor 44 % menjadi 33 %.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKeluhan Musculoskeletalen_US
dc.subjectQEC (Quick Exposure Check)en_US
dc.subjectAntropometrien_US
dc.titlePerbaikan Fasilitas Kerja pada Proses Penjalinan untuk Meningkatkan Produktivitas di UD. Pusaka Baktien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050403105
dc.identifier.nidnNIDN0010105507
dc.identifier.nidnNIDN0014016105
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages161 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record