Show simple item record

dc.contributor.advisorMatondang, Abdul Rahim
dc.contributor.advisorHuda, Listiani Nurul
dc.contributor.authorSyahputra, Muhammad Isnan
dc.date.accessioned2023-03-27T03:46:15Z
dc.date.available2023-03-27T03:46:15Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83444
dc.description.abstractUD. Henry Shoes merupakan salah satu industri kecil pembuatan sepatu yang ada di Medan. Proses pembuatan sepatu terdiri dari 7 tahapan yaitu pembuatan pola, pembuatan upper, penggerindaan, perakitan antara upper dengan tapak sepatu, pengepresan, pengecetan dan packing. Pada kondisi aktual, proses pengerjaan pembuatan sepatu sebagian besar dilakukan secara manual dan menggunakan fasilitas yang tidak ergonomis. Kondisi nyata yang ada di lantai produksi khususnya di stasiun tapak, pekerja mengerjakan pekerjaannya dengan postur tubuh duduk dengan fasilitas kerja tidak ergonomis yang tidak sesuai dengan anthropometri tubuh pekerja, duduk dengan punggung membungkuk membentuk sudut antara 200 sampai 600, menjangkau benda kerja dengan membungkuk dengan sudut lebih dari 600, leher yang selalu membungkuk dengan sudut lebih 200, duduk dengan fasilitas yang tidak nyaman dan tidak sesuai anthropometri tubuh operator sehingga mengakibatkan postur tubuh tidak ergonomis. Pergerakan postur tubuh operator merupakan kontraksi dinamis dengan beban kerja yang ringan. Teknik pengukuran sudut sendi dilakukan denga goniometer. Penentuan jumlah data anthropometri dilakukan dengan Estimation technique by Probability Statistics. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal adalah dengan merancang fasilitas kerja usulan yang ergonomis. Dalam hal ini, fasilitas kerja yang akan dirancang berupa kursi kerja yang ergonomis bagi operator. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan postur kerja dan merancang fasilitas kerja usulan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja.. Keluhan musculoskeletal disorders operator dengan kategori sakit dan sangat sakit yang paling banyak dirasakan operator di stasiun tapak yang dibuktikan dengan hasil pengolahan Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Penilaian postur kerja dilakukan menggunakan metode RULA. Pada hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat beberapa elemen kerja dengan postur kerja yang berkategori perbaikan sekarang juga dengan nilai skor level 7. Kemudian dilakukan usulan perancangan fasilitas kerja dengan menerapkan prinsip-prinsip anthropometri untuk menentukan dimensi tubuh operator. Postur kerja usulan dengan menggunakan usulan fasilitas kerja baru menghasilkan nilai skor level 3 sampai 4 dengan kategori tindakan diperlukan perbaikan beberapa waktu kedepan. Hal tersebut membuktikan bahwa usulan perancangan fasilitas kerja baru serta postur kerja usulan dapat mengurangi musculosceletal disorders.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMusculoskeletal Disordersen_US
dc.subjectEvaluation Static and Dynamic Muscle Strengthen_US
dc.subjectEstimation Technique By Probability Statisticsen_US
dc.subjectRULA dan Anthropometrien_US
dc.titlePerbaikan Fasilitas dan Postur Kerja pada Proses Pembuatan Sepatu di UD. Henry Shoesen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070403039
dc.identifier.nidnNIDN0015085202
dc.identifier.nidnNIDN0002046903
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages158 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record