Pengaruh Illuminasi, Interval Waktu Rotasi Kerja dan Shift Kerja terhadap Kelelahan Mata pada Operator Bagian Penyortiran Botol di PT. Sinar Sosro
View/ Open
Date
2010Author
Aszukra, Velino
Advisor(s)
Poerwanto
Buchari
Metadata
Show full item recordAbstract
Proses penyortiran botol merupakan salah satu dari proses produksi dalam pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro. Penyortiran botol ini bertujuan untuk memeriksa botol yang cacat/ non standar (botol retak, botol kusam, botol kotor dan botol asing) setelah melewati proses pencucian botol. Dalam berjalannya proses selama ini masih ada dijumpai botol yang cacat yang tidak tersortir oleh selektor. Hal ini disebabkan karena selektor mengalami kelelahan mata pada saat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan mata selama melakukan pekerjaan. Faktor yang dipilih adalah faktor illuminasi (110 lux dan 140 lux), faktor interval waktu rotasi kerja (15 menit, 30 menit dan 45 menit) dan faktor shfit kerja (shift 1, shift 2 dan shift 3).
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data Flicker Fusion Frequency mata selektor dan data botol cacat yang tidak tersortir oleh selektor untuk setiap perlakuan eksperimen yang dikenakan. Data ini kemudian diuji dengan menggunakan uji Bartlett untuk membuktikan bahwa kelompok sampel tiap perlakuan memiliki variansi yang sama. Setelah diuji keseragaman, data ini diolah dengan menggunakan metode analisa variansi (ANAVA) untuk eksperimen faktorial 2 x 3 x 3 model III (dua faktor tetap, satu faktor acak).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisa variansi, didapatkan bahwa ketiga faktor yang terlibat akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai Flicker Fusion Frequency apabila terjadi interaksi diantara ketiga faktor tersebut, namun sebaliknya apabila ketiga faktor ini bediri sendiri maka tidak akan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap nilai Flicker Fusion Frequency. Dari hasil pengujian dengan mengunakan uji Tukey menunjukkan bahwa pada interaksi illuminasi 140 lux dengan interval waktu rotasi kerja 15 menit menghasilkan nilai Flicker Fusion Frequency yang lebih besar dibandingkan dengan interaksi taraf faktor lainnya dengan beda yang cukup signifikan. Dari hasil perhitungan korelasi antara nilai Flicker Fusion Frequecy dengan persentase botol cacat yang tidak tersortir oleh selektor didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,895. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara nilai Flicker Fusion Frequency mata operator dengan persentase botol cacat yang tidak tersortir. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang negatif antar kedua variabel tersebut, yang artinya semakin besar nilai Flicker Fusion Frequency mata operator, maka akan semakin kecil persentase botol cacat yang tidak tersortir.
Dengan menggunakan illuminasi 140 lux dan interval waktu rotasi kerja selama 15 menit tidak terjadi kelelahan mata dan dapat menurunkan persentase jumlah botol cacat sebesar 1,5 % dibandingkan dengan illuminasi 140 lux dan interval waktu rotasi kerja selama 30 menit yang selama ini diterapkan. Hal ini berarti akan dapat meningkatkan produktivitas pada PT. Sinar Sosro
Collections
- Undergraduate Theses [1456]