Perencanaan Pemeliharaan Paper Machine dengan Basis RCM (Reliability Centered Maintenance) di PT. PDM Indonesia
View/ Open
Date
2010Author
Novira, Erly
Advisor(s)
Tjolia, Tanib S
Siregar, Ikhsan
Metadata
Show full item recordAbstract
Perusahaan yang dijadikan penelitian adalah PT. PDM Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas rokok mengalami permasalahan dalam hal aktifitas produksi sering mengalami hambatan karena tidak berfungsinya mesin produksi. Karena proses produksi berbentuk continous process, maka salah satu komponen mengalami kerusakan akan menyebabkan terhentinya keseluruhan fungsi sistem. Kegagalan dalam operasi mesin mengakibatkan downtime yang dapat menurunkan performance perusahaan dalam menghasilkan produk. Hal ini karena perusahaan belum menemukan sistem perawatan yang optimal dan ketidakefektifan kinerja sumber daya manusia yang dapat melakukan perawatan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan sistem pemeliharaan mesin dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui implementasi RCM (reliability centered maintenance) untuk dapat menentukan pemeliharan yang optimal serta dapat memprediksikan langkah untuk mengatasi kerusakan yang mungkin terjadi pada periode berikutnya berdasarkan data-data yang ada.
Perencanaan pemeliharaan bearing dryer dilakukan secara condition directed yaitu mendeteksi kerusakan dengan cara vibration monitoring, temperature monitoring, wear particle analysis dan melakukan pemeriksaan dengan alignment inspection dan lubricant oil analysis. Jadwal penggantian bearing dryer setiap 28 hari dengan downtime 0,152 jam setiap penggantian. Jumlah persediaan komponen selama setahun minimal 13 unit yang diatur jadwal pemesanannya dengan metode EOQ. Biaya yang diperkirakan untuk bearing dryer selama setahun adalah Rp.369.959.653
Pemeliharaan flatbelt dilakukan secara condition directed yaitu mendeteksi kerusakan dengan cara vibration monitoring dan friction analysis. Jadwal penggantian flatbelt setiap 39 hari dengan downtime 0,018 jam setiap penggantian. Jumlah persediaan komponen selama setahun minimal 10 unit yang diatur dengan metode EOQ. Biaya yang diperkirakan untuk flatbelt selama setahun adalah Rp.120.539.322.
Pemeliharaan bearing size press dilakukan secara condition directed yaitu mendeteksi kerusakan dengan cara vibration monitoring, temperature monitoring, wear particle analysis dan melakukan pemeriksaan dengan alignment inspection dan lubricant oil analysis. Jadwal penggantian bearing size press setiap 35 hari dengan downtime 0,038 jam setiap penggantian. Jumlah persediaan komponen selama setahun minimal 11 unit yang diatur jadwal pemesanannya dengan metode EOQ. Biaya yang diperkirakan untuk bearing size press selama setahun adalah Rp.144.116.335
Sedangkan pemeliharaan gearcoupling dilakukan secara condition directed yaitu mendeteksi kerusakan dengan cara vibration monitoring, temperature monitoring, wear particle analysis dan melakukan pemeriksaan dengan alignment inspection dan lubricant oil analysis. Jadwal penggantian gearcoupling setiap 31 hari dengan downtime 0,107 jam setiap penggantian. Jumlah persediaan komponen selama setahun minimal 12 unit yang diatur jadwal pemesanannya dengan metode EOQ. Biaya yang diperkirakan untuk gear coupling selama setahun adalah Rp.349.249.666.
Alat yang digunakan dalam mendeteksi kerusakan berupa vibrometer, accelerometer, temperature test, dan spectrometric. Pembebanan tenaga kerja adalah sebanyak 2 orang setiap kerusakan komponen kritis.
Dari pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan diperoleh suatu perencanaan untuk pemeliharaan mesin di dryer section, yakni: Condition Directed (C.D.) sebesar 76%, Finding Failure (F.F.) sebesar 14%, dan Run To Failure (R.T.F.) sebesar 10%. Sedangkan penghematan biaya penggantian komponen, untuk bearing dryer sebanyak 85,17%, flatbelt main drive 2,84%, bearing size press 58,59% dan gearcoupling dryer 75,23%.
Collections
- Undergraduate Theses [1456]