Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja pada Alat Panen Kelapa Sawit pada Pekerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan
View/ Open
Date
2012Author
Alfandri, Said
Advisor(s)
Matondang, Abdul Rahim
Huda, Listiani Nurul
Metadata
Show full item recordAbstract
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan khususnya perkebunan karet dan kelapa sawit. aktifitas terpenting dalam perusahaan perkebunan adalah proses pemanenan. Dalam pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit digunakan alat panen berupa egrek, egrek merupakan alat panen TBS kelapa sawit dengan pisau berbentuk sabit yang disambungkan dengan galah dengan panjang 6 sampai 12 meter. Egrek digunakan pada tanaman kelapa sawit berumur lebih dari 8 tahun atau tanaman mencapai tinggi diatas 3 m. Alat pemanen buah sawit seperti egrek masih menggunakan metode manual dengan menggunakan tenaga manusia dalam pengoperasiannya. Dalam perkembangannya alat ini sangat diperhatikan dalam proses pemotongan tandan buah yang mana sangat membantu dan mempermudah dalam proses pemanenan buah sawit. Aktifitas pemanenan yang dilakukan menggunakan dengan pohon sawit yang tinggi beresiko untuk menyebabkan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs).
Dari hasil pengamatan pendahuluan, operator pemanenan kelapa sawit mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada tubuh bagian atas seperti bahu, leher dan tangan. oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian faktor-faktor yang menimbulkan resiko MSDs. kusioner SNQ digunakan untuk melihat keluhan MSDs yang terjadi pada operator dan postur kerja dilihat dengan metode The Quick Exposure Check (QEC). Operator pemanenan yang di teliti sebanyak 13 operator pemanenan yang menggunakan egrek sebagai alat panen TBS kelapa sawit.
Dari hasil penilaian QEC pada elemen kegiatan memotong pelepah kelapa sawit terdapat penilaian tindakan dalam waktu dekat (67%), pada elemen kegiatan memotong buah kelapa sawit terdapat penilaian tindakan dalam waktu dekat (61%), pada elemen kegiatan meletakkan egrek terdapat penilaian tindakan dalam waktu dekat (62%) dan pada elemen kegiatan memindahkan pelepah kelapa sawit terdapat penilaian tindakan aman (40%). aktifitas persentasi work dari pekerja 1 sebesar 43% dengan idle 57 %, pekerja 2 work sebesar 56% dengan idle 44% dan pekerja 3 work sebesar 44% dengan idle 56%. Ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan kinerja yang terjadi di setiap pekerja yang mana sebagian besar dari pekerja memiliki aktifitas idle yang besar. Semakin besar MSDs maka aktifitas work semakin kecil. keluhan MSDs yang terbanyak terjadi pada tubuh bagian atas pada bagian bahu, leher bagian atas dan dan tubuh bagian bawah seperti betis dan kaki. Jika pekerjaan ini dilakukan secara terus menerus dan secara berulang ulang (repetitif) maka akan menimbulkan cidera otot.
Collections
- Undergraduate Theses [1456]