dc.description.abstract | PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan. Dalam kegiatan produksinya, terdapat aktivitas manual material handling. Aktivitas itu adalah pengangkatan dan penyusunan kotak produk (krat) ke atas pallet yang dilakukan secara repetitif selama delapan jam setiap shiftnya. Berat 1 krat adalah 16 kg, disusun 3x3 sampai 6 tingkat dengan tinggi maksimum 171 cm, dan berisi 54 krat per palletnya. Terdapat 3 orang pekerja/shift yang bekerja bergantian seorang diri dengan waktu kerja 30 menit, istirahat 60 menit. Jumlah krat yang harus diangkat adalah 6000krat/hari dengan frekuensi pengangkatan krat 12-13 krat/menit. Ketika bekerja banyak postur tubuh yang tidak ergonomis yang masih dijumpai seperti gerakan-gerakan membungkuk, menggunakan jangkauan maksimum, memutar tubuh, dan mengangkat tangan dengan posisi ke atas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan beban kerja setiap operator. Selama ini operator juga mengeluhkan bahwa untuk memindahkan material tersebut meyebabkan sakit pada daerah lengan, punggung dan pinggang.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan sistem kerja terhadap beban kerja fisik operator agar diperoleh sistem kerja yang lebih ergonomis. Sistem kerja aktual dianalisis dengan pendekatan biomekanika dengan perhitungan besar gaya tiap segmen tubuh dan gaya tekan L5/S1, penggunaan waktu kerja dengan membuat gang process chart dan analisis 5W+1H, serta analisis antropometri. Hasilnya, sebagian besar kegiatan pengangkatan dan peyusunan krat secara manual berada pada kategori yang berbahaya karena melebihi batas angkat maksimum yang diizinkan. Pada umumnya kegiatan itu adalah ketika menyusun krat pada tingkat 6,5,4, dan 1, serta bagian belakang (level 1,2,dan 3). Selain itu, waktu menganggur operator juga cukup banyak karena banyak kegiatan yang tidak perlu, dilakukan oleh operator, yaitu 15,22% untuk operator 1; 5,16% untuk operator 2; dan 28,56% untuk operator 3. Tingginya idle menyebabkan operator harus memaksakan diri untuk menyelesaikan target grup menyusun 6000 krat/shift, sehingga terjadi kelebihan kapasitas operator yang seharusnya 12-13 krat/menit sampai menjadi 17 krat/menit. Dari analisis antropometri, ketiga operator memiliki tinggi jangkauan tangan yang lebih kecil dari jarak susunan krat level 1, 2, dan 3 (baris belakang). Itulah sebabnya operator harus membungkukkan badannya ketika menyusun krat pada baris belakang. Untuk itu diberikan beberapa alternatif perbaikan berupa, pengaturan waktu kerja operator, penentuan operator yang sesuai berdasarkan antropometri, perbaikan metode kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan, serta Standard Operating Procedure (SOP). | en_US |