Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Berdasarkan Faktor Temperatur dan Lama Pemanasan dengan Metode Permukaan Respon pada Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU
View/ Open
Date
2011Author
Harahap, Ilham Muda
Advisor(s)
Rambe, A. Jabbar M.
Sembiring, Nurhayati
Metadata
Show full item recordAbstract
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa segar. Diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali dan tanpa bahan kimia. Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari satu tahun. Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU merupakan tempat praktikum mahasiswa Teknik Industri USU. Di dalam laboratorium ini praktikan melakukan beberapa percobaan.
Salah satu modul percobaan yang dilakukan di laboratorium ini yaitu percobaan proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil). VCO (Virgin Coconut Oil) yang diproses dengan menggunakan mesin evaporator. Pada saat praktikan melakukan percobaan pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) diketahui bahwa rata – rata output proses pembuatan VCO hanya mencapai 18,3% dari kapasitas terpasang yang seharusnya mencapai 30% - 35%. Faktor-faktor yang berpengaruh dari perolehan output itu adalah faktor temperatur dan lama pemanasan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk mendapatkan setting faktor yang optimal. Agar volume pembuatan VCO dapat bertambah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Response Surface Methodology (RSM).
Metode RSM memiliki beberapa tahap sebagai berikut: pembuatan model orde pertama, pengujian model orde pertama, melakukan prosedur steepest ascent, pembuatan model orde kedua, pengujian model orde kedua dan penentuan titik optimal faktor.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data berupa data perolehan volume pembuatan VCO dari tiap perlakuan pada desain model orde pertama. Kondisi operasi yang dilakukan oleh pihak laboratorium sebelum penggunaan metode RSM, yakni temperatur 800C dan lama pemanasan 7 jam. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan model orde pertama dan dihasilkan model yaitu: Y = 2,05 + 0,075X1 + 0,275X2. Selanjutnya dilakukan pengujian dan memberikan kesesuaian. Prosedur steepest ascent memberikan hasil yaitu: temperature (X1) 820C dan lama pemanasan (X2) 8,7142 jam. Setelah itu dilakukan pembuatan model orde kedua dan menghasilkan model yaitu: Y = 2,542021 + 0,02456X1 + 0,060401X2 - 0,22891X12 - 0,05258X22 + 0,05X1X2.
Penentuan titik optimal memberikan hasil yaitu: temperature 820C (X1) = -0,10163 dan lama pemanasan 8 jam (X2)= -1,42177. Hasil ini di masukkan ke persamaan model orde kedua dan memberikan kenaikan perolehan volume sebesar 2,35 Ltr.
Collections
- Undergraduate Theses [1456]