Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiharto
dc.contributor.advisorAnizar
dc.contributor.authorHsb, Michella Heidy M
dc.date.accessioned2023-04-06T17:10:58Z
dc.date.available2023-04-06T17:10:58Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83926
dc.description.abstractUD. Ngatimin merupakan salah satu industri kecil yang bergerak di bidang pembuatan kerupuk putih. Proses pembuatan kerupuk terdiri dari 7 tahapan yaitu proses pengadukan bahan, proses pencetakan kerupuk, proses perebusan kerupuk, proses penjemuran, proses pengeringan, proses penggorengan dan proses pembungkusan. Kondisi nyata yang ada di lantai produksi khususnya di stasiun penjemuran, pekerja mengerjakan pekerjaannya dengan postur tubuh duduk dengan fasilitas kerja yang tidak ergonomis yang tidak sesuai dengan antropometri tubuh pekerja. Keluhan sakit yang dialami pekerja I pada bagian leher,bahu, punggung, pinggang dan pantat (13,39%) dan pekerja II pada bagian leher,bahu, punggung dan pinggang (9,82%). Tingkat keluhan sangat sakit dialami pekerja I pada bagian tangan, lutut dan betis (5,36%) dan pekerja II pada bagian pergelangan tangan, lutut, betis dan pergelangan kaki (7,14%). Kategori sakit rata-rata terdapat pada tubuh bagian atas yaitu leher, bahu dan lengan. Sakit yang dirasakan operator karena posisi membungkuk (30 0 ) saat penyusunan kerupuk ke atas sarang. Bagian tubuh yang mengalami rasa sangat sakit yaitu bagian lutut dan kaki. Sakit ini dirasakan karena posisi kaki yang tidak seimbang (menekuk >600 ) dan fasilitas kerja yang tidak sesuai yang membuat kaki sering mengalami kram. Pengukuran denyut nadi dengan Automatic Wrist Blood Pressure Monitor merk Omron diketahui bahwa nilai dari perhitungan energi kategori beban kerja dan persen CVL didapatkan beban kerja yang dirasakan berat dan pekerja memerlukan perbaikan pada saat bekerja (>30%). Hal ini disebabkan oleh fasilitas kerja yang tidak sesuai dan beban kerja yang tergolong berat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA), yang merupakan suatu metode penelitian dengan menginvestigasi gangguan pada anggota tubuh bagian atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang tubuh dan ditambah dengan penganalisaan terhadap keseimbangan kaki dan massa beban kerja yang ditanggung. Penilaian postur kerja dengan REBA menghasilkan skor level 8-10 yang memerlukan tindakan perbaikan pada saat bekerja. Hal tersebut membuktikan bahwa usulan perancangan fasilitas kerja baru dapat mengurangi musculosceletal disorders.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectErgonomien_US
dc.subjectKelelahanen_US
dc.subjectMusculoskeletal Disorderen_US
dc.subjectREBAen_US
dc.subjectFasilitas Kerjaen_US
dc.titlePerancangan Ulang Fasilitas Kerja di Stasiun Penjemuran Berdasarkan Aspek Ergonomien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM090403026
dc.identifier.nidnNIDN 0020035405
dc.identifier.nidnNIDN0002106802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages196 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record