Usulan Perbaikan Kualitas Produk Genteng dengan Metode Six Sigma (DMAIC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Monier
View/ Open
Date
2011Author
Nasution, Ahmad Kali Ansori
Advisor(s)
Ginting, Rosnani
Ishak, Aulia
Metadata
Show full item recordAbstract
Kualitas telah menjadi bagian yang sangat penting dalam proses produksi.
Strategi yang dapat menjamin kualitas adalah strategi yang mampu menjaga
kestabilan proses, sehingga proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat
meminimisasi produk cacat sehingga kebutuhan pelanggan akan produk
berkualitas dapat dipenuhi.
PT. MONIER merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di
bidang produksi genteng beton yaitu profil Exel (Flat) dan Elabana (Round) serta
komponen pelengkap (Fitting) dengan beberapa profil yaitu Fitting E-Ridge,
Fitting Capridge dan Fitting Longverge dengan sistem produksi yang hanya
berdasarkan pesanan pelanggan (make to order).
Produk cacat (defect) dalam proses produksi sulit dihindari dalam
perusahaan ini. Toleransi kecacatan produk yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu
sebesar 8%, sementara pada profil Elabana (Round) mencapai 9.63% dengan
jenis kegagalan seperti produk pecah sudut, tergores, warna tidak sempurna, Gep
tidak sempurna, terdapat kerikil/akar, terdapat debris/tai burung, rapuh, potongan
tidak rapih, bergelombang dan retak.
Dengan mengikuti langkah-langkah pada metode Six Sigma dan Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA), diperoleh nilai DPMO sebesar 9149 dengan
nilai σ sebesar 3.86 dimana masih jauh dari level industri di dunia yang mencapai
6 σ (3,4 DPMO).
Usulan perbaikan kualitas produk genteng dengan metode Six Sigma dan
Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengurangi tingkat produk cacat
(defect) dalam proses produksi yaitu periksa mata pisau Depallater, periksa
pemasangan dan penguncian mata pisau Depallater, periksa peletakan cetakan
pada Conveyor sebelum proses pemisahan cetakan dan produk, periksa kondisi
mata pisau Making head apakah tumpul/patah, periksa kondisi Propulsion
sebelum proses pencetakan, periksa posisi cetakan pada saat Making head, periksa
putaran Brush warna secara kontinu, periksa kondisi Brush warna sebelum proses
pewarnaan, ukur kadar pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan air sebelum proses
Mixer slurry. Dengan mempertimbangkan usulan-usulan tersebut, perusahaan
diharapkan mampu untuk segera melakukan perbaikan proses untuk menghindari
terjadinya kegagalan proses produksi.
Collections
- Undergraduate Theses [1487]