Usulan Perbaikan Kualitas dengan Metode Six Sigma dan Failure Mode And Effect (FMEA) pada Produk Ribbed Smoke Sheet di Pabrik Karet PTPN II Kebun Batang Serangan
View/ Open
Date
2011Author
Siburian, Ivan Herbeth H
Advisor(s)
Siregar, Khawarita
Wahyuni, Dini
Metadata
Show full item recordAbstract
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan merupakan
perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi Ribbed Smoke Sheet.
Perusahaan ini berlokasi di desa Batang Serangan-Langkat, Sumatera Utara.
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya produk Ribbed
Smoke Sheet yang mengalami cacat. Dimana jumlah rata-rata cacat produksi
Ribbed Smoke yaitu sebesar 7.283,667 kg (7% dari total produksi tiap bulannya).
Jumlah ini masih diatas standard yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu
maksimum sebesar 3%. Berdasarkan kondisi tersebut maka PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Batang Serangan perlu mengadakan perbaikan kualitas untuk
menghasilkan produk dengan kualitas baik.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui jenis kecacatan yang domninan, tingkat performansi proses,
faktor-faktor terjadinya cacat, dan tindakan perbaikan untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya cacat pada produk dengan menggunakan metode DMAIC
Six Sigma. DMAIC Six Sigma merupakan suatu metode pengendalian dan
peningkatan kualitas secara sistematis yang terdiri dari empat tahap yaitu Define,
Measure, Analyze, Improve, dan Control.
Dari hasil penelitian diketehui jenis kecacatan yang paling dominan yaitu
yaitu terdapat kotoran 29,11 %, terdapat gelembung udara 19,805 %, gumpalan
karet 14,53 %, maka yang menjadi prioritas penanganan masalah yaitu kotoran,
warna tidak homogen dan gelembung udara. Level Sigma proses 3,60 dengan
nilai DPMO 17.675. Kemampuan proses untuk tiap parameter sesuai dengan
urutan CTQ yang dominan dengan central line sebesar 3,78% ; 3,57% ; 3,35%.
Kemampuan proses ini masih sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis Cause and
Effect Diagram dan FMEA yang telah dilakukan, diketahui faktor penyebab
terjadinya cacat produk adalah akibat dari kegagalan mesin penggilingan,
kegagalan metode penyaringan yang kurang sempurna, kontrol material lemah
serta tidak ada standard baku kerja. Kegagalan akibat material disebabkan karena
kesalahan operator dan mesin. Kegagalan manusia/operator disebabkan kelalaian
dalam bekerja, kurang motivasi dan kedisiplinan kerja. Kegagalan akibat
lingkungan disebabkan karena faktor debu atau kotoran lainnya.
Selanjutnya dilakukan tahap improve. Pada tahap ini diberikan usulanusulan
perbaikan untuk diimplementasikan kepada perusahaan yaitu pembuatan
usulan revisi instruksi kerja seperti manusia; memberikan training kepada
operator unit pengenceran, menciptakan kekompakan team, metode; memberikan
pengarahan tentang teknik penyaringan, pembekuan dan penggilingan sheet dan
pengasapan. Mesin; pengecekan dan pergantian elemen pada motor listrik,
Bahan/Material ; mengawasi standard bahan baku yang datang. Untuk perbaikan
yang bersifat kuantitatif seharusnya dilakukan melalui eksperimen, namun karena
keterbatasan yang ada perbaikan hanya dengan ANAVA menggunakan data
historis perusahaan.
Collections
- Undergraduate Theses [1487]