dc.description.abstract | Karya sastra merupakan sebuah karya seni. Karya sastra sama seperti seni musik, seni rupa, seni suara dan lain sebagainya. Karya sastra menggunakan bahasa sebagai media karyanya. Dengan menggunakan gaya bahasa yang baik maka karya sastra tersebut akan mempunyai nilai keindahan bagi pembacanya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan manusia. Salah satu karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan manusia yaitu novel.
Novel adalah karangan prosa yang berisi tentang cerita kehidupan manusia yang juga dijadikan media penghibur. Karena menceritakan tentang kehidupan manusia, pastianya novel tidak lepas dari yang namanya nilai-nilai dan norma yang ada.
Di dalam novel ada unsur-unsur pembangun novel, yaitu unsur intrinsik danunsur ekstrinsik. Unsur intrinsik novel yaitu unsur yang dapat membangun cerita. Macam-macam unsur instrinsik novel yaitu tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan lain sebagainya. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun dari luar novel seperti, biografi pengarang.
Dalam skripsi ini penulis mengambil unsur instrinsik yaitu tema, latar budaya dan latar tempat. Tema dari cerita novel ini yaitu tentang kelompok pertemanan yang membentuk sebuah klub. Pemecahan misteri yang dilakukan oleh kelompok pertemanan ini. Kemudian latar budaya dipilih dalam skripsi ini karena pembahasan skripsi yang menganalisis tentang nilai moral yang ada di masyarakat
Jepang. nilai moral berkaitan erat dengan budaya. Latar tempat menjelaskan tentang lokasi kejadian dalam sebuah novel. Latar tempat dalam novel ini yaitu kota Kamiyama, yang di dalamnya terdapat SMA Kamiyama tempat para tokoh bersekolah dan ada Kafe Pineapple and Sandwich.
Novel yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu novel yang berjudul “ Hyouka” karya Yonezawa Honobu. Novel ini menceritakan tentang seorang siswa SMA yang bernama Oreki Hotaro yang mempunyai motto hemat energi yang tidak mau melakukan aktivitas apapun yang membuatnya lelah, jika memang harus dilakukan maka lakukan dengan cepat.namun moto hidupnya itu harus berakhir setelah ia bergabung dengan klub sastra klasik di sekolahnya. Di dalam klub ini dia bertemu dengan Chitanda, dia adalah seorang gadis yang ingin tahu akan segala hal. Saat Chitanda merasa penasaran dia akan selalu meminta bantuan Hotaro untuk menyelesaikan rasa penasarannya itu. Tidak hanya Chitanda, ada Fukube dan Ibara yang juga selalu meminta bantuan Hotaro. Terkadang Hotaro merasa terbebani dengan permintaan – permintaan temanya itu, namun Hotaro tetap akan membantu temannya agar pertemanan mereka tetap terjalin baik.
Dalam skripsi ini, metode yang digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, metode ini yaitu dengan cara mendeskripsikan berbagai macam unsur-unsur yang ada di dalam novel dan kemudian menganalisisnya dengan media teks dan bahasa.
Dalam menyusun penelitian ini penulis menggunakan teori pendekatan moralitas. yang dinyatakan oleh Burhan Nurgiyantoro dan menggunakan teori kontekstual yang dinyatakan oleh M.A.K Halliday dan Rukayah Hasan.
Dalam novel Hyouka ini ada banyak nilai moral yang ingin disampaikan pengarang. Salah satu nilai moral yang ingin disampaikan pengarang yaitu nilai-nilai moral dalam pertemanan yang ada di Jepang. Dalam budaya berkelompok di Jepang menganut nilai –nilai moral, nilai-nilai ini berdasar dari karakter masyarakat Jepang yang kuat akan kehidupan berkelompok dan berteman. Nilai-nilai moral tersebut adalah nilai yang berasal dari moral Bushido yaitu nilai kepribadian, harmoni (wa), Uchi sotou, Omoiyari, Amae, On, Gimu, Giri, Ninjou, dan Aimai Hyougen. Dalam novel ini nilai yang paling menonjol adalah nilai Omoiyari dan Amae.
Nilai Omoiyari adalah nilai yang menunjukkan sikap empati seseorang tanpa mengharapkan bantuan dari yang dibantu. Hal ini di lakukan karena untuk menjaga hubungan dalam berkelompok, hubungan timbal balik, atau jika ada perasaan bersalah. Kemudian nilai Omoiyari tidak bisa dilepas dari nilai Amae. Nilai Amae adalah nilai yang menunjukkan sikap ketergantungan seseorang atau sikap manja terhadap orang lain. sikap ini tidak berkonotasi negatif yang membuat seseorng menjadi tidak mandiri. Namun sikap ini bertujuan agar seseorang selalu menganggap orang lain mempunyai sifat tulus yang selalu mau membantu kapan saja dibutuhkan. | en_US |