Bankonka (Penundaan Pernikahan Bagi Wanita di Jepang)
Abstract
Judul dari penelitian ini adalah Bankonka di Jepang. Penulis memilih
judul ini karena penulis tertarik untuk membahas tentang penundaan pernikahan
pada wanita di Jepang.
`Bankonka adalah suatu budaya atau perubahan dimana seseorang
menikah pada saat usianya sudah melampaui usia layak menikah atau merujuk
pada pernikahan yang telah melewati waktu yang tepat untuk menikah dan waktu
yang tepat untuk menikah tersebut mengalami perubahan setiap tahunnya.
Bankonka pertama kali masuk ke Negara Jepang setelah perang dunia ke
II, negara Jepang melakukan adanya perbaikan undang-undang negara terutama
mengenai sistem-sistem pernikahan dan pendidikan. Undang-undang baru ini
dibuat dengan berdasarkan pada awal pengenalan paham mengenai demokrasi dan
penghormatan kepada manusia.
Perubahan sistem keluarga tradisional negara Jepang atau yang disebut
dengan sistem ie mulai tidak diberlakukan lagi oleh masyarakat di negara Jepang
pada saat Amerika Serikat datang dan membuat perubahan yang cukup besar
terutama dalam mengubah pola pemikiran masyarakat Jepang menjadi
modernisasi, terutama pada masyarakat negara Jepang yang tinggal di daerah
perkotaan, khususnya kota-kota besar. Kemudian dengan berjalannya waktu,
pemikiran orang-orang di daerah perdesaan sedikit demi sedikit mulai terpengaruh
untuk tidak menganut sistem ie lagi.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi masyarakat di negara Jepang yang masih menjunjung tinggi nilainilai
moral tradisional, khususnya di daerah perdesaan. Masyarakat di perdesaan
masih ada yang menggunakan juga sistem ie. Karena mereka masih menganut
tradisi-tradisi lama.
Sejak jaman Tahun 1868 secara resmi dikenal sebagai tonggak dimulainya
zaman Meiji, yang merupakan awal keterbukaan Jepang setelah 260 tahun
menutup diri dari hubungan internasional. Di bawah berbagai kebijakannya,
restorasi Meiji membawa Jepang ke era modern dengan mengubah Jepang
menjadi negara industri.
Pada jaman dahulu wanita di Jepang mengutamakan pernikahan di usia
muda, tujuannya untuk meneruskan keluarga. Karena itulah pada masa ini
pernikahan meningkat.
Menikah di Zaman Edo, dinilai sebagai harapan terbesar kaum wanita.
Sesuai dengan era Meiji yang berorientasi kepada kemajuan bangsa Jepang,
pernikahan dan keturunan sangat diharapkan dan dianggap sebagai suatu
keharusan untuk nama baik keluarga dan Jepang. Bahkan di setiap sekolah
pendidikan wanita hanya sebatas pelajaran untuk mengurus rumah tangga yang
baik.
Namun sekarang pernikahan dan mempunyai keturunan bukan lagi
dianggap sebagai suatu keharusan, malah mulai dianggap sebagai beban ekonomi.
Dalam pernikahan sebelum terjadinya Perang Dunia II dianggap sebagai
kebahagiaan bagi kaum perempuan di Jepang, kini dianggap
sebagai belenggu kebebasan.
Collections
- Undergraduate Theses [525]