Show simple item record

dc.contributor.advisorPujiono, Mhd.
dc.contributor.authorFazura, Kanasa
dc.date.accessioned2018-11-22T02:51:49Z
dc.date.available2018-11-22T02:51:49Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8476
dc.description.abstractJudul dari penelitian ini adalah Bankonka di Jepang. Penulis memilih judul ini karena penulis tertarik untuk membahas tentang penundaan pernikahan pada wanita di Jepang. `Bankonka adalah suatu budaya atau perubahan dimana seseorang menikah pada saat usianya sudah melampaui usia layak menikah atau merujuk pada pernikahan yang telah melewati waktu yang tepat untuk menikah dan waktu yang tepat untuk menikah tersebut mengalami perubahan setiap tahunnya. Bankonka pertama kali masuk ke Negara Jepang setelah perang dunia ke II, negara Jepang melakukan adanya perbaikan undang-undang negara terutama mengenai sistem-sistem pernikahan dan pendidikan. Undang-undang baru ini dibuat dengan berdasarkan pada awal pengenalan paham mengenai demokrasi dan penghormatan kepada manusia. Perubahan sistem keluarga tradisional negara Jepang atau yang disebut dengan sistem ie mulai tidak diberlakukan lagi oleh masyarakat di negara Jepang pada saat Amerika Serikat datang dan membuat perubahan yang cukup besar terutama dalam mengubah pola pemikiran masyarakat Jepang menjadi modernisasi, terutama pada masyarakat negara Jepang yang tinggal di daerah perkotaan, khususnya kota-kota besar. Kemudian dengan berjalannya waktu, pemikiran orang-orang di daerah perdesaan sedikit demi sedikit mulai terpengaruh untuk tidak menganut sistem ie lagi. Universitas Sumatera Utara Tetapi masyarakat di negara Jepang yang masih menjunjung tinggi nilainilai moral tradisional, khususnya di daerah perdesaan. Masyarakat di perdesaan masih ada yang menggunakan juga sistem ie. Karena mereka masih menganut tradisi-tradisi lama. Sejak jaman Tahun 1868 secara resmi dikenal sebagai tonggak dimulainya zaman Meiji, yang merupakan awal keterbukaan Jepang setelah 260 tahun menutup diri dari hubungan internasional. Di bawah berbagai kebijakannya, restorasi Meiji membawa Jepang ke era modern dengan mengubah Jepang menjadi negara industri. Pada jaman dahulu wanita di Jepang mengutamakan pernikahan di usia muda, tujuannya untuk meneruskan keluarga. Karena itulah pada masa ini pernikahan meningkat. Menikah di Zaman Edo, dinilai sebagai harapan terbesar kaum wanita. Sesuai dengan era Meiji yang berorientasi kepada kemajuan bangsa Jepang, pernikahan dan keturunan sangat diharapkan dan dianggap sebagai suatu keharusan untuk nama baik keluarga dan Jepang. Bahkan di setiap sekolah pendidikan wanita hanya sebatas pelajaran untuk mengurus rumah tangga yang baik. Namun sekarang pernikahan dan mempunyai keturunan bukan lagi dianggap sebagai suatu keharusan, malah mulai dianggap sebagai beban ekonomi. Dalam pernikahan sebelum terjadinya Perang Dunia II dianggap sebagai kebahagiaan bagi kaum perempuan di Jepang, kini dianggap sebagai belenggu kebebasan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectBankonkaen_US
dc.titleBankonka (Penundaan Pernikahan Bagi Wanita di Jepang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140708051en_US
dc.identifier.submitterZulhelmi
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record