dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan tentang strategi mengelola konflik komunikasi antarbudaya yang diterapkan oleh petugas UNHCR perwakilan Indonesia di Kota Medan, hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang dialami dan penanganan konflik komunikasi antarbudaya terhadap para pengungsi dari luar negeri. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi terhadap petugas UNHCR Perwakilan Indonesia yang ditempatkan di Kota Medan, para pengungsi dari luar negeri dan imigran ilegal. Temuan penelitian ini adalah strategi mengelola konflik komunikasi antarbudaya petugas UNHCR Perwakilan Indonesia yang diterapkan berupa frekuensi kunjungan, komunikasi tertulis, penggunaan penerjemah, pengaturan durasi kunjungan, efektivitas komunikasi, keramahan, pengungkapan kesamaan budaya, topik pembicaraan dan komunikasi dua langkah (neo steps communication). Strategi mengelola konflik komunikasi antarbudaya ini diterapkan berdasarkan panduan perlindungan internasional yang telah ditetapkan oleh UNHCR dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan hasil akhir komunikasi antarbudaya. Hambatan komunikasi antarbudaya yang ditemui antara lain mencari kesamaan (seeking similarities), Uncertainty Reduction (mengurangi rasa ketidakpastian). Penarikan diri (withdrawal), Stereotyping, Prasangka (prejudice), Rasisme (racism), Etnosentrisme (ethnocentrism). Pengelolaan konflik komunikasi antarbudaya secara dominan dilakukan melalui avoiding (penghindaran) dan pada beberapa kesempatan juga dipergunakan compromising (kompromi), Passive Aggressive (pasif-agresif), third-party help (bantuan pihak ketiga) dan dominating (dominasi) | en_US |