dc.description.abstract | Pemberian aspirin dalam bentuk sediaan tablet konvensional menyebabkan efek
samping iritasi pada saluran pencernaan khususnya lambung, Dalam penelitan ini, aspirin
diberikan pada kelinci dengan menggunakan sediaan kapsul alginat tipe matriks dengan
tujuan untuk mencegah efek samping iritasi pada lambung. Perbandingan disolusi secara in
vitro, bioavailibilitas, uji efek analgetik, dan efek iritasi aspirin antara sediaan kapsul
alginat tipe matriks dengan tablet aspirin Konvensional diakukan dalam penelitian ini.
Disolusi aspirin dari Kapsul alginat tipe matriks dan tablet aspirin dilakukan
dengan metode dayung dalam medium pH berganti yaitu pH 1,2; 4,5; dan 6,8. Kemudian
konsentrasi aspirin ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet. Uji
bioavailibilitas dilakukan pada kelinci, penetapan kadar salisilat dan aspirin dalam plasma
kelinci dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer visible. Uji efek analgetik aspirin
dilakukan pada kelinci dengan 2 metode yaitu penentuan suhu mulai timbulnya respon (°C)
dan penentuan lamanya untuk terjadi respon pada suhu 49°C. Pengujian iritasi pada saluran
pencernaan secara kronik dilakukan selama 3 bulan (90 hari). Dosis aspirin yang digunakan
pada uji disolusi secara in vitro adalah 120 mg untuk setiap pengujian dari sediaan kapsul
matriks dan tablet aspirin. Dosis aspirin yang digunakan untuk uji bioavailibilitas
secara in vitro, uji efek analgetik, dan uji iritasi secara kronik adalah 120 mg
per kelinci untuk satu kali pemakaian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disolusi aspirin dari kapsul alginat tipe
matriks lebih lambat daripada disolusi aspirin dari tablet, dan profil disolusi aspirin dari
Kapsul alginat tipe matriks memenuhi syarat untuk sediaan sustained release (pelepasan
terus menerus) pemakaian dua kali sehari. Sediaan aspirin dari kapsul alginat tipe matriks
dan tablet adalah bioekivalen untuk parameter Cmaks, Sedangkan AUC pada kapsul Alginat
tipe matriks lebih luas daripada AUC pada tablet; dan tmaks pada kapsul Alginat tipe matriks
lebih lama daripada tmaks pada tablet. Nilai Cmaks, AUC, dan tmaks salisilat hasil metabolisme
aspirin dalam plasma kelinci yang diberi sediaan aspirin dalam kapsul alginat tipe matriks
berturut-turut adalah 80.4989 mcg/ml; 443,4878 jam.mcg/ml; 330 menit. Sedangkan yang
diberi tablet berturut-turut adalah 74,6882 mcg/ml; 230.7079 jam.mcg/ml, 175 menit, Nilai
Cmaks, AUC, dan tmaks salisilat + aspirin dalam plasma kelinci yang diberi sediaan aspirin
dalam kapsul Alginat tipe matriks berturut-turut adalah 158,3050 mcg/ml; 972,2577
Jam.mcg/ml; 350 menit. Sedangkan yang diberi tablet berturut-turut adalah 161,8481
mcg/ml; 588,9491 jam.mcg/ml, 175 menit. Nilai Cmaks, AUC, dan tmaks aspirin dalam
plasma kelinci yang diberi sediaan kapsul alginat tipe matriks berturut-turut adalah
105,740 mcg/ml; 690,0828 jam.mcg/ml; 350 menit. Sedangkan yang diberi tablet
berturut-turut adalah 113,6890 mcg/ml; 467,5575 jam.mcg/ml; 175 menit. Aspirin dalam
Kapsul alginat tipe matriks dan dalam tablet memberikan efek analgetik yang tidak berbeda
signifikan pada taraf nyata 0,05 walaupun efek analgetik aspirin dari kapsul Alginat tipe
matriks lebih panjang daripada efek analgetik aspirin dari tablet. Pengujian iritasi aspirin
secara kronik selama tiga bulan (90 hari) menunjukkan bahwa aspirin dalam kapsul alginat tipe matriks tidak menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan kelinci mulai dari lambung sampai kolon, sedangkan aspirin dari tablet menyebabkan iritasi pada lambung kelinci, tetapi tidak ditemukan iritasi pada usus sampai kolon. | en_US |