| dc.description.abstract | Child abuse adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius yang mempengaruhi kesehatan dan perkembangan fisik dan mental anak atau korban. Anak-anak yang mengalami child abuse dilaporkan bahwa 50-75% lesi yang melibatkan daerah mulut, wajah dan leher sehingga dokter gigi berada pada posisi strategis untuk mengidentifikasi child abuse. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dokter gigi terhadap child abuse di puskesmas dan rumah sakit kota Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus yang dikembangkan dari Issac dan Michael dengan memperhatikan pemenuhan kriteria inklusi eksklusi. Data penelitian diperoleh melalui hasil pengisian kuesioner online oleh responden. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (p<0,05). Penelitian diikuti oleh total 234 responden dan hasil analisis univariat dan bivariat menunjukkan sebanyak 158 responden (67,5%) memiliki tingkat pengetahuan terkategori baik dan ditemukan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan lama pengalaman praktik (p=0,000*), sebanyak 227 responden (97,0%) memiliki tingkat sikap terkategori baik dan ditemukan hubungan antara sikap dengan lama pengalaman praktik (p=0,000*) serta sebanyak 229 responden (97,9%) memiliki kategori tindakan yang buruk dan tidak ditemukan hubungan antara kategori tindakan dengan lama pengalaman praktik (p=0,441) . Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan tindakan dokter gigi terhadap child abuse di puskesmas dan rumah sakit kota Medan (p = 0,363 dan 0,652). Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukan informasi dan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting dokter gigi dalam melindungi anak-anak dari kekerasan dari segi aspek hukum. | en_US |