Show simple item record

dc.contributor.advisorDarti, Nur Afi
dc.contributor.authorPurba, Dewinta Isabora Gustrianingsih
dc.date.accessioned2018-12-01T02:44:01Z
dc.date.available2018-12-01T02:44:01Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8723
dc.description.abstractMasa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa setelah melahirkan 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas, dan penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa. Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti, sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari (Hutahaean, 2009). Salah satu adaptasi fisiologi yang dialami saat nifas adalah pengeluaran ASI. Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan skresi air ibu (Ambarwati, 2009).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAsuhan Keperawatanen_US
dc.subjectKebutuhan Dasaren_US
dc.subjectNutrisien_US
dc.subjectASIen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu Nifas di Ling. I Kel. Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplasen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM132500002en_US
dc.identifier.submitterIndra
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record