Show simple item record

dc.contributor.advisorSalmiah, Siti
dc.contributor.authorThirunavukkarasan, Sivasankari
dc.date.accessioned2023-09-08T08:47:36Z
dc.date.available2023-09-08T08:47:36Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/87345
dc.description.abstractAnak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki keterbatasan mental, fisik, perkembangan, perilaku dan emosi yang berbeda dengan anak normal. Terjadinya peningkatan prevalensi karies yang cukup tinggi dalam kalangan masyarakat diantaranya pada anak-anak ABK yang sangat rentan karena masih memerlukan bantuan dari orang tua untuk membimbing dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status oral higiene dengan pengalaman karies pada Anak Berkebutuhan Khusus di Lembaga ABK Arnhemia Kecamatan Pancur Batu. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah 60 anak berkebutuhan khusus yang berusia 6 hingga 17 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data status oral higiene dengan pengalaman karies diperoleh dari pemeriksaan kebersihan rongga mulut (oral hygiene) dan pemeriksaan karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak memiliki status OHIS kategori sedang (48,3%) diikuti kategori buruk (36,7%) dan kategori baik (15,0%). Rerata OHI-S anak perempuan lebih rendah daripada anak laki-laki. Rerata OHI-S anak ABK kelompok usia gigi bercampur (6-12 tahun) lebih rendah daripada anak ABK kelompok usia gigi permanen (13-17 tahun). Rerata pengalaman karies pada anak berkebutuhan khusus di Lembaga ABK Arnhemia sebanyak 33 anak pada kelompok usia gigi bercampur (6-12 tahun) memiliki rerata deft 1,55±1,872 dan rerata DMFT 2,24±1,985 dan sebanyak 27 anak pada kelompok usia gigi permanen (13-17 tahun) memiliki rerata DMFT 4,37±3,764. Uji analisis Kruskal Wallis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara status oral higiene dengan pengalaman karies pada anak berkebutuhan khusus kelompok usia gigi bercampur (6-12 tahun) dengan indeks deft nilai p = 0,018* dan indeks DMFT nilai p = 0,015* dan anak kelompok usia gigi permanen (13-17 tahun) dengan indeks DMFT nilai p = 0,000*. Kesimpulan hasil penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara status oral higiene dengan pengalaman karies pada anak ABK di Lembaga ABK Arnhemia karena diperoleh nilai p < 0,05.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnak berkebutuhan khususen_US
dc.subjectstatus kebersihan gigi dan muluten_US
dc.subjectpengalaman kariesen_US
dc.subjectdeften_US
dc.subjectDMFTen_US
dc.subjectOHISen_US
dc.subjectSDGsen_US
dc.titleHubungan Antara Status Oral Higiene dengan Pengalaman Karies pada Anak Berkebutuhan Khusus di Lembaga ABK Arnhemia Kecamatan Pancur Batuen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM190600219
dc.identifier.nidnNIDN0026067901
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI12201#Pendidikan Dokter Gigi
dc.description.pages91 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record