Analisis dan Pemetaan Tingkat Kebisingan di Kawasan Pemukiman Akibat Aktifitas Transportasi di Jalan Jamin Ginting Medan dengan Surfer

Abstract

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menyebabkan bertambahnya tingkat kebisingan di jalan raya. Dampak dari kebisingan menimbulkan ketidaknyamanan baik oleh para pengguna jalan maupun masyarakat disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat kebisingan, hubungan tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan di Jalan Jamin Ginting Medan, pemetaan tingkat kebisingan di jalan Jamin Ginting Medan dengan program Surfer 11 dan penentuan alternatif pengendalian bising. Metode pengukuran yang digunakan mengacu kepada KepMenLH No. 48/MenLH/XI/ 1996. Alat yang digunakan untuk pengukuran tingkat kebisingan adalah Sound Level Meter. Analisis korelasi tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan menggunakan aplikasi SPSS. Penelitian dilakukan di Jalan Jamin Ginting Medan yaitu dari simpang jalan Harmonika sampai Pajus selama 2 hari pada tanggal 10 dan 12 Oktober 2017, pada 20 titik pengukuran. Hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat kebisingan (LSM) tertinggi di sumber berada pada titik 3A (depan Indomaret) sebesar 77,86 dBA dan tingkat kebisingan paling rendah berada di titik 1A ( Depan Puskesmas) sebesar 73,42 dBA sedangkat tingkat kebisingan tertinggi di daerah pemukiman berada di titik 9B ( lorong 9 ) sebesar 76,41 dBA dan tingkat kebisingan paling rendah berada di titik 6B ( Jalan Harmonika) sebesar 63,37 dBA. Nilai pearson korelasi antara tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan adalah 0,579. Hal ini menunjukkan bahwa umlah kendaraan memiliki korelasi yang kuat terhadap tingkat kebisingan. Berdasarkan hasil pemetaan dinyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kebisingan, semakin rapat garis kontur yang dihasilkan. Alternatif pengendalian bising yang bisa dilakukan adalah dengan penentuan Mass Rapid Transit (MRT), membatasi modifikasi kendaraan bermotor dan penggunaan bahan bangunan kedap suara.

An increase in the number of motor vehicles causes increased noise levels on the road. The impact of noise causes discomfort both by road users and the surrounding community. This study aims to study the noise level, the relation of noise level with the number of vehicles in Jalan Jamin Ginting Medan, noise level mapping in Jalan Jamin Ginting Medan with Surfer 11 program and the determination of alternative of noise control. The measurement method used refers to KepMenLH No. 48 / MenLH / XI / 1996. The tool used for noise level measurement is the Sound Level Meter. Analysis of noise level correlation with number of vehicles using SPSS application. The study was conducted at Jalan Jamin Ginting Medan from Harmonika intersection until Pajus for 2 days on 10 and 12 October 2017, at 20 points measurement. The calculation result shows that the highest level of noise (LSM) at source is at 3A (front of Indomaret) 77,86 dBA and the lowest noise level is at 1A (Front of Puskesmas) 73,42 dBA as highest noise level in settlement area at 9B (alley 9) is 76,41 dBA and the lowest noise level is at point 6B (Harmonica Road) equal to 63,37 dBA. The pearson value of the correlation between the noise level and the number of vehicles is 0.579. This indicates that the number of vehicles has a strong correlation to the noise level. Based on the mapping results it is stated that the higher the noise level, the more dense contour lines produced. Alternative noise control that can be done is by determining Mass Rapid Transit (MRT), limiting the modification of motor vehicles and the use of soundproof building materials.