Show simple item record

dc.contributor.advisorNurdiana
dc.contributor.authorManurung, Desy Maylana
dc.date.accessioned2024-07-08T02:48:25Z
dc.date.available2024-07-08T02:48:25Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/94399
dc.description.abstractAngular cheilitis merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada komisura mulut, berupa fisur yang dikelilingi oleh eritema, unilateral dan bilateral, disertai rasa perih, dan gatal. Prevalensi angular cheilitis bervariasi tergantung daerah populasi yang diteliti. Prevalensi angular cheilitis sekitar 0,7-3,8% dari populasi dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azizah dkk. pada tahun 2019, angular cheilitis menjadi penyakit paling banyak (94,5%) diobati di Rumah Sakit Gusti Hasan Aman Kalimantan Selatan dari tahun 2014 sampai 2017. Penelitian Lubis pada tahun 2016 di Rumah Sakit Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara melaporkan bahwa angular cheilitis paling banyak ditemukan pada usia 5-14 tahun (88,7%), laki-laki (56,6%), Body Mass Index kategori underweight (79,9%), dan kebersihan rongga mulut dengan kategori sedang (58,5%).2 Etiologi angular cheilitis bermacam-macam seperti atopi, defisiensi vitamin B kompleks, defisiensi zat besi, hilangnya dimensi vertikal, dan infeksi mikroorganisme. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan angular cheilitis adalah Candida albicans, Staphylococcus aureus dan β-hemolitik streptococcus.1 Rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh angular cheilitis dapat mengganggu proses bicara, ekspresi wajah, dan pengunyahan. Pengobatan dengan antijamur topikal seperti nistatin atau mikonazol adalah first-line therapy untuk angular cheilitis. Ada beberapa efek samping dari penggunaan obat ini seperti resistensi Candida albicans, infeksi berulang, interaksi dengan warfarin yang meningkatkan kecenderungan perdarahan, dan toksisitas obat topikal bila masuk ke sistem pencernaan.1 Untuk mengatasi kendala tersebut, terapi alternatif dengan bahan alami banyak diteliti sebagai pengobatan dengan efek samping minimal dan lebih mudah didapat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSDGsen_US
dc.titleEfek Gel Nano Kitosan Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis) 5%terhadap Angular Cheilitis: In Vivoen_US
dc.title.alternativeEffect of Green Mussel Shell Chitosan Nano Gel (Perna viridis) 5% on Angular Cheilitis: In Vivoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM200600063
dc.identifier.nidnNIDN0022067801
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI12201#Pendidikan Dokter Gigi
dc.description.pages85 Pagesen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record